The Players May Come and Go

Sekitar 15 tahun yang lalu, ada seorang sahabat dari Jerman, namanya Eva. Seorang perempuan cantik berambut pirang. Dia datang ke Aceh untuk menjalankan tugas belajar dari kampusnya. Waktu itu dia adalah seorang mahasiswi kedokteran di Jerman. Nah, kebetulan saat di Aceh, dia akrab dengan saya.

Pada sebuah perbincangan, tersebutlah topik tentang sepakbola. Kita tahu bahwa Jerman adalah salah satu kekuatan sepakbola di dunia. Saya bertanya kepada Eva, “Apakah Eva suka sepakbola?” Dia dengan tegas menjawab bahwa dia tidak suka sepakbola dan tidak mengidolakan satu klub pun. Lantas, saya bertanya kenapa? Dia jawab bahwa para pemain bola itu seperti sapi, yang diperjualbelikan. Dia sangat tidak menyukai kenyataan seperti itu. Terus terang, saya terkejut mendengar jawab dia. Karena apa yang dia katakan ada benarnya.

1B6302E4-1FC3-48C4-9607-5CA5C58096C1.jpeg
Source

Para pemain sepakbola itu, diperjual belikan antar klub di dunia. Kalau mereka bermain bagus (gemuk kalau sapi), maka harganya akan semakin mahal. Semakin jelek (kurus pada sapi) permainannya, maka harganya pun akan anjlog, bahkan terkadang diberikan cuma-cuma alias free transfer.

Saya pun mengambil judul tulisan kali ini, The players may come and go. Mereka bisa saja datang dan pergi pada saatnya. Tidak banyak pemain yang sangat setia pada klubnya, kecuali beberapa orang, seperti Poulo Maldini dan Buffon. Mereka berdua menurut saya sangat setia pada klubnya masing-masing. Bahkan Messi sekalipun tampaknya tidak setia lagi kepada Barcelona, dia ingin hengkang ke Manchester City, tetapi usaha tersebut gagal.

Baru saja saya membaca berita terbaru yang menyatakan bahwa Sadio Mane tampaknya tidak betah lagi bersama Liverpool. Bisa saja Mane pergi kapan saja. Tampaknya dia akan pergi ke Spanyol pada waktunya nanti.

Padahal Sadio Mane bersama dengan Mohammed Salah dan Firmino telah meraih banyak gelar termasuk trophy Liga Champions dan trophy Premier League. Liverpool akhirnya mengangkat kembali trophy Premier League setelah 30 tahun.

Para pemain memang bisa datang dan pergi kapan saja. Bahkan, adakalanya mereka tidak mau pergi, tetapi dipaksa pergi oleh pelatih atau manajemen klub. Mereka dijual paksa atau dipinjamkan kepada klub lain. Contonnya adalah Karius, kiper Liverpool yang pernah membuat blunder menyakitkan. Sebenarnya dia tidak mau pergi kemana-mana, dia hanya ingin bermain untuk Liverpool. Tetapi dia sudah tidak dibutuhkan lagi oleh The Reds. Jadinya ya begitu, pemain bisa pergi atau dipaksa pergi.



0
0
0.000
1 comments