Kepemimpinan Indonesia Masa Depan

Indonesia adalah negara besar. Penduduknya yang majemuk membuktikan bahwa warga negara Indonesia terikat dalam bingkai persatuan. Namun ada saja benih-benih perpecahan yang akan menggerogoti kesatuan Indonesia. Oleh karena itu , kita memerlukan pemimpin yang mengerti nilai lokal dan berani bersaing dalam pasar global.

Tahun 2024 adalah tahun yang krusial, banyak faksi di negeri ini yang menginginkan kepentingan kelompok mereka. Kelompok agama garis keras ingin menancapkan kekuasaanya. Kelompok ini ditakuti oleh kelompok nasionalis yang notabene satu agama. Apa gerangan yang membuat kelompok agama garis keras ditakuti?

Beberapa alasan adalah mereka anti kritik, tidak menerima perbedaan pendapat, dan menyelesaikan masalah dengan kekerasan. Itulah kesan yang diperoleh oleh kelompok nasionalis. Namun kelompok agama tak mengakui ini. Mereka masih beranggapan mereka adalah rahmatal lil'alamin. Kalau mereka memang demikian kenapa mereka begitu keras terhadap perbedaan. Orang tidak bisa berubah dalam hari itu. Ketika mereka berdakwah dengan cara memaki, mencela dan menyesatkan apakah membuat orang simpati? Orang akan semakin antipati terhadap kelompok ini. Kelompok nasionalis yang kebanyakan penganut agama pertengahan atau bahkan abangan sangat takut ketika kelompok Islam garis keras berkuasa.

Sweeping tempat hiburan, diskotik atau sweeping dihari puasa adalah hal yang menakutkan. Negeri ini adalah negeri yang menerima perbedaan. Ada kelompok yang diluar agama mereka yang butuh hiburan malam. Jika ada anggota kelompok agama yang melarang tetapi warganya datang juga ke tempat hiburan malam, berarti dakwah dengan dialogis harus lebih digalakan bukan dengan sweeping.

Satu hal yang membuat resah ada penunggang gelap imigran asing yang sudah mapan di negeri ini ingin berkuasa. Mereka tidak mau mempertahankan budaya lokal tetapi budaya mereka yang mereka bawa. Ini juga akan menjadi penolakan keras kelompok nasionalis.

Pemimpin yang dibutuhkan adalah pemimpin yang bisa mengayomi dan mengakomodasi semua kelompok dan golongan. Selain itu pempimpin itu juga harus menghargai budaya lokal. Kalau kamu tanya calon pemimpin yang membela budaya lokal? Lihat saja dengan siapa mereka menikahkan anak-anaknya? Jika mereka rela menikahkan anak-anaknya dengan orang pribumi maka dia telah melebur menjadi seorang nasionalis. Tetapi ketika dia berkoar-koar menjadi seorang nasionalis tetapi menikahkan anaknya dengan keturunan sesama mereka yang merupakan sesama imigran, kita perlu menyakan nasionalismenya?



0
0
0.000
3 comments
avatar

Ikut komentar, betul inti kepemimpinan adalah menggambarkan sisi terbaik yang dimiliki setiap orang, seorang pemimpin sejati akan berusaha menggali kekuatan dalam diri orang-orang di sekitarnya. Terimakasih. Salam.

0
0
0.000