Balada Orang Rantau

Demi kamu aku rela melakukan hal layaknya menteri perekonomian demi kelancaran dan kecukupannya kerajaan rumahku. Ikat pinggangku harus saya tarik lebih kencang, aku tak ingin mendengar mereka mengeluh karena kurangnya uang belanjaku.

Malam ini jadwal saya memberikan uang belanja kepada istri saya. Satu minggu sudah aku pontang-panting menjalani kehidupanku untung ada saja cuaca beberapa hari terakhir sangat mendukungku.

Tapi saya rasa cuaca cerah belum cukup mendukung kalau aku sebagai pencari nafkah tetap berfoya-foya walaupun jualan saya laris. Hidup di perantauan harus lebih bijaksana dalam mengatur keuangannya.

Bisa diibaratkan saya punya dapur dua kalau anda ingin tahu. Disinilah letaknya mana yang harus aku utamakan, perut saya sendiri atau mereka keluargaku yang selalu butuh uluran tanganku. Saya senang melakukannya karena bagi seorang ayah membuat anak istri tersenyum tanpa kekurangan ikut juga tersenyum.

Memang kebahagiaan yang bodoh, semoga usahaku mendapatkan berkah dari MAHA PEMBERI BERKAH, amin.

Bisa saja saya berfoya-foya menikmati uangku sendiri tapi aku tidak tega melihat mereka kesulitan dan banyak hutang.

Malam ini aku mendatangi lesehan pinggir jalan dan Aku memilih menu yang paling murah karena buatku yang penting kenyang dan menyehatkan. Karena sehat itu mahal dan kalau aku sakit siapa yang akan memikirkan keluargaku. Jaga kesehatan dan belilah sesuai kebutuhan bukan keinginan, kebutuhan hidup itu murah tapi yang mahal adalah gaya hidup. Terima kasih buat anda yang sudah mampir ke blog saya.



0
0
0.000
0 comments